Solar Charger Controller tipe PWM

PWM adalah singkatan dari Pulse Wide Modulation. PWM merupakan sebuah teknik modulasi yang digunakan untuk memanipulasi lebar pulsa atau pulse width dengan nilai amplitudo dan frekuensi yang tetap. Cara kerja PWM berbanding terbalik dengan ADC (Analog Digital Converter). PWM berfungsi untuk menghasilkan sinyal analog dari perangkat digital. PWM diterapkan pada beberapa situasi, seperti digunakan untuk kontrol daya, digunakan untuk memodulasi data telekomunikasi, audio effect, digunakan untuk menggerakkan motor, pengendalian sudut servo motor, pengaturan cahaya dan lain sebagainya. PWM memiliki fungsi utama yaitu mengendalikan arus yang dialirkan ke beban.

Fungsi lain dari PWM adalah metode yang digunakan secara perlahan untuk mengontrol jumlah daya yang diterapkan pada baterai saat baterai terisi penuh. Jenis pengontrol ini memungkinkan baterai terisi penuh dengan lebih sedikit tekanan pada baterai,dan memperpanjang usia baterai. Selain itu, juga dapat membuat baterai dalam keadaan terisi penuh (disebut “float”) tanpa batas.

Teknologi PWM lebih sederhana serta lebih murah jika dibandingkan dengan pengontrol MPPT. Pengontrol PWM mengatur aliran energi ke baterai dengan mengurangi arus secara bertahap. Pengontrol pengisian PWM terus memasok sedikit daya untuk menjaga baterai agar tetap penuh. Pengontrol PWM ini paling baik digunakan untuk aplikasi berskala kecil, karena sistem panel surya dan baterai harus memiliki voltase yang sesuai. Untuk instalasi besar tidak disarankan menggunakan PWM.

Pulse Wide Modulation

Jenis – jenis PWM

Adapun penjelasan tentang 5 jenis PWM adalah sebagai berikut :

1. Motor Servo

    Motor servo merupakan motor DC yang dibuat lengkap dengan rangkaian kendali serta sistem feedback yang terintegrasi di dalamnya.

2. Power Amplifier Kelas D

    Power amplifier kelas D adalah power amplifier yang menggunakan PWM dan waktu on-nya duty cycle yang mana dinyatakan dalam bentuk persen (%). Dengan begitu, semakin tinggi duty cycle dalam skala persen (%), maka semakin lebar pula lebar pulsa highnya.

3. Digital Signature Transponder

    Digital signature transponder merupakan generasi kedua, transponder ini dibuat dengan sistem pertanyaan dan jawaban.

4. Inverter DC ke AC

    Pengertian PWM inverter adalah perangkat elektronika yang memiliki fungsi untuk mengatur tegangan bolak-balik. Yaitu mengatur tegangan DC (Direct Current) menjadi tegangan AC (Alternating Current).

5. Inverter 3 Phase

    Seperti namanya, inverter 3 phase merupakan jenis inverter yang memiliki tegangan bolak-balik (tegangan AC) dengan nilai 3 phase persegi.

6. PWM Analog

    PWM analog merupakan jenis PWM yang menggunakan prinsip kerja membandingkan gelombang tegangan carrier dengan tegangan referensi menggunakan rangkaian op- amp comparator.

    Saat besaran nilai pada tegangan referensi lebih besar dari tegangan carrier, output yang dihasilkan comparator bernilai tinggi atau “High, dan output komparator lainnya bernilai rendah atau “Low”. Berdasarkan cara kerja komparator tersebut, mengubah duty cycle dari sinyal output cukup dengan mengubah- ubah besar tegangan referensi yang ada.

7. PWM Digital

    PWM Digital merupakan jenis PWM yang perubahan nilainya dipengaruhi oleh PWM itu sendiri. Pada varian ini nilai output yang keluar tidak stabil karena untuk menghitung gelmobang hanya melalui pembacaan langsung pada alat. Ciri khas yang membedakan antara pwm digital dengan analog ini terletak pada kestabilan hasil pengukuran.

Kelebihan :

  • Controller PWM harganya lebih murah dibandingkan dengan pengontrol MPPT.
  • Paling baik untuk sistem yang lebih kecil di mana efisiensi tidak terlalu penting.
  • Umurnya biasanya lebih lama karena lebih sedikit komponen yang dapat rusak.
  • PWM cocok untuk PLTS rumahan yang dibangun dalam skala kecil dengan suhu panel surya sedang hingga tinggi (45°C dan 75°C).
  • Contoller PWM dibuat berdasarkan basis teknologi yang lebih dulu sehingga sudah matang dan teruji.
  • Tegangan yang dihasilkan panel surya dengan PWM tidak berbeda jauh dari tegangan baterai.
  • Bekerja lebih baik pada sistem off-grid dengan kisaran tegangan panel surya 17 – 19 Volt untuk setiap nominal teganan bateri 12 V.

Kekurangan :

  • Kurang efisien dibandingkan pengontrol MPPT.
  • Karena panel surya dan baterai harus memiliki tegangan yang sesuai, PWM tidak ideal untuk sistem yang lebih besar dan kompleks.

Apa yang harus dipertimbangkan jika menggunakan PWM : 

PWM tidak dapat membatasi tegangan keluarannya (output). Arus tegangan PWM bergantung pada berapa pabanyak panel surya yang Anda pasang. Oleh karena itu, jika susunan panel surya menghasilkan arus 40A dan PWM yang Anda gunakan hanya dapat digunakan hingga 30A, PWM bisa rusak. Sangat penting memastikan PWM yang cocok, kompatibel untuk panel surya Anda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar