Mengenal Perbedaan PLTS Rooftop, Grounding dan Floating

Perbedaan yang dapat dilihat dari PLTS rooftop, grounding dan floating yaitu lokasi pemasangan panel suryanya di roof (atap), ground (tanah), dan float (mengambang). Alasan PLTS dikategorikan menurut lokasi pemasangannya karena menyesuaikan dengan kebutuhan kita. Memasang panel surya tentu saja butuh pijakan yang kuat dan aman. Kuat strukturnya dan aman dari lingkungan sekeliling yang bisa saja merusak. 

PLTS Rooftop

PLTS atap atau solar rooftop yang dikenal juga dengan PLTS rooftop merupakan pembangkit listrik tenaga surya yang terhubung secara paralel dengan jaringan listrik PLN guna menghemat konsumsi listrik. Penghematan listrik tersebut dilakukan dengan memasang panel surya di atap suatu bangunan, rumah, kantor dan pabrik. Pada gambar di atas, terlihat panel surya terpasang di atap gedung Kementerian ESDM dan beberapa tempat parkir di bawahnya. Pemasangan tersebut akan sangat optimal apabila matahari bisa diterima sepanjang hari tanpa ada bangunan atau pohon yang menghalangi.

Pemasangan di atap merupakan jenis pemasangan yang menggunakan rak sebagai penahan panel surya di atap. Panel surya bisa dipasang pada atap datar atau miring menggunakan bahan logam, sirap atau karet. PLTS atap direkomendasikan bagi pelanggan PLN yang memiliki kebutuhan beban besar di siang hari. Khususnya pelanggan bisnis atau industri yang menggunakan listrik untuk keperluan komersial. Bagian yang perlu diperhatikan dari jenis PLTS rooftop yaitu kapasitas yang diizinkan untuk dipasang maksimal sebesar daya listrik yang terhubung dengan jaringan PLN.

Jika rumah terdaftar dengan jaringan PLN sebesar 450 VA, maka hanya boleh maksimal memasang daya PLTS sebesar itu atau kantor dengan 900VA, 1300VA, 2200VA maka hanya diizinkan memasang maksimal sebesar itu. Umumnya, PLTS atap on grid menggunakan sistem AC coupling tanpa baterai yang digunakan secara paralel dengan jaringan PLN. Namun, kita juga bisa memasang panel surya di rooftop off-grid atau pun hybrid. Meskipun baterai bisa ditambahkan sebagai backup namun sifatnya sementara, bukan untuk seluruh beban karena biaya yang dikeluarkan akan semakin tinggi apabila membeli baterai.

Pada sistem on-grid AC coupling, output dari inverter terhubung dengan jaringan listrik PLN yang secara simultan digunakan untuk beban perangkat elektronik. Listrik yang dihasilkan PLTS akan menjadi pasokan utama yang digunakan, sehingga pasokan listrik dari PLN bisa dikurangi bahkan bisa ditiadakan sama sekali. Jika terdapat kelebihan listrik maka akan dialirkan ke jaringan PLN (export) dengan melewati net metering terlebih dahulu agar nantinya bisa diketahui besaran listrik yang di ekspor dan di impor.

Bahkan kita bisa sampai mendapat tambahan penghasilan apabila listrik yang di ekspor lebih banyak dibandingkan dengan yang digunakan. Namun, aturan untuk di Indonesia sendiri tidak seperti itu. Kelebihan llistrik PLTS yang dikirim ke jaringan PLN akan dihitung dan digunakan untuk mengurangi tagihan di bulan berikutnya. Kemudian dalam beberapa bulan yang akan datang, perhitungan tersebut akan di reset dan menjadi nol lagi.

PLTS Grounding

PLTS grounding atau ground-mounted merupakan pembangkit listrik tenaga surya yang dibangun di atas tanah menggunakan penopang khusus yang menahan panel surya. PLTS semacam ini bisa dihubungkan dengan jaringan listrik lainnya seperti PLN untuk memenuhi beban listrik. Penopang panel surya dipasang dengan balok baja atau tiang logam seperti besi agar panel surya menjadi aman dan tidak tergeletak langsung di tanah. Penopang semacam ini bisa dipasang di tempat terbuka atau di atas tempat parkir. Penopang ini bisa dipasang dimana pun dengan kondisi tanah yang baik dan mendapat sinar matahari yang cukup. PLTS ini merupakan alternatif yang menarik untuk seseorang yang tidak memiliki cukup ruang atap yang bisa digunakan atau yang tidak suka memasang panel surya di atap rumahnya.

PLTS Floating

PLTS terapung atau PLTS floating merupakan pembangkit listrik tenaga surya yang mengacu pada cara produksi listrik dengan memasang komponen PLTS pada struktur yang mengapung di air, biasanya di danau dan laut. Sistem PLTS terapung dipasang di tempat yang airnya tidak dipakai secara langsung dan berada pada lokasi yang aman dengan arus yang tenang.

Indonesia bekerjasama dengan Uni Emirat Arab sedang membangun PLTS atap di Waduk Cirata, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat. Dengan 240 hektar lahan yang digunakan, PLTS ini akan menjadi PLTS terbesar di Asean sebagai penghasil listrik 145 Mega Watt Ac (MWac). Fotovoltaik terapung menerapkan sistem pembangkit listrik tenaga surya yang menempatkan panel fotovoltaik di atas air atau terapung. Hal ini untuk menekan biaya sewa tanah dan cocok diterapkan di pantai atau laut Indonesia yang sebagian besar wilayahnya terdiri atas lautan.

Sistem yang dibangun serupa dengan PLTS lainnya, namun yang membedakannya yaitu panel surya yang dipasang di desain khusus agar mengapung di atas air. Desain ini mampu meningkatkan efisiensi pembangkit karena air bisa mendinginkan sel-sel surya dan memberikan efek pendinginan alami melalui air yang ada di bawah panel surya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar