Indonesia adalah negara kepulauan yang berada di daerah tropis. Sebagai negara tropis, potensi energi surya yang dimiliki sangatlah besar. Sehingga untuk pengembangan energi dari sumber sinar matahari atau yang biasa dikenal dengan Pembangkit Listrik Tenaga Surya adalah pilihan yang tepat untuk memenuhi kebutuhan listrik baik di pedesaan maupun perkotaan. Saat ini mulai berkembang teknologi Solar Photovoltaic Floating System atau Pembangkit Listrik Tenaga Surya Terapung.
PLTS Terapung adalah sebuah bentuk pengaplikasian sistem PLTS yang diletakkan terapung di atas air seperti danau, waduk, laut dan sejenisnya. Di Indonesia sendiri, pengaplikasian PLTS terapung masih sangat jarang. Sejauh ini, baru sedikit negara yang menerapkan PLTS terapung dalam skala besar. Salah satu negara yang lebih unggul dalam hal ini adalah Jepang. Jepang memiliki PLTS di sebuah kolam yang terletak di Nishihira dan Higashihira.
Cara Pemasangan PLTS Terapung
1. Langkah pertama yaitu pembuatan sliding dock. Sliding dock adalah area untuk perakitan dan pemindahan komponen PLTS ke permukaan.
2. Memulai perakitan floader dan instalasi PV module. Jumlah floader dan PV module sebelum dipasang ke air disesuaikan dengan ukuran sliding dock.
3. Sliding dock dibuat dengan kemiringan tertentu untuk memudahkan pemindahan komponen PLTS ke permukaan air.
4. Setelah floader dan PV module berada di permukaan air, baru dilakukan instalasi komponen lainnya. Misalnya, pemasangan inverter baterai dan panel yang diperlukan. Pada umumnya yang berada di permukaan air hanya PV modulnya saja. Komponen lainnya tetap diutamakan untuk dilakukan instalasi di dalam.
Kelebihan PLTS Terapung
1. PLTS terapung tidak dibutuhkan lahan atau daratan. Salah satu yang menjadi masalah dalam pembangunan PLTS pada umumnya adalah tidak tersedianya lahan/daratan maupun atap dan cukup luas untuk pemasangannya.
2. Dalam PLTS terapung ini dapat memanfaatkan lahan berupa perairan. Selain itu, PLTS terapung pada umunya dapat menghasilkan energi yang lebih besar jika dibandingkan dengan PLTS Ground Mounted maupun PLTS rooftop. Hal ini dikarenakan pada PLTS terapung, air dapat menurunkan temperature permukaan PV module yang terpasang sehingga dapat memaksimalkan efisiensi modul tersebut. Floader yang digunakan juga dari bahan 100% recycle dan di desain tahan terhadap cuaca ekstrim.
3. Dapat mengurangi terjadinya penguapan air dan menghambat pertumbuhan gulma lain seperti eceng gondok dan algae yang lazim terjadi di sebuah kolam terbuka.
Indonesia merupakan negara penghasil batu bara terbesar kedua di dunia. Oleh sebab itu, banyak sekali lahan-lahan bekas tambang berupa waduk atau kolam yang sudah tidak terpakai. Jadi bisa menggunakan PLTS terapung ini menjadi salah satu reklamasi untuk memanfaatkan lahan-lahan yang tidak terpakai tadi. Sehingga dapat meningkatkan produksi listrik dan sumber energi terbarukan di Indonesia.
Kelemahan PLTS Terapung
1. Biaya Perawatan Lebih Tinggi
PLTS terapung merupakan konsep yang relatif baru, maka dari itu biaya perawatan akan lebih tinggi karena hanya sedikit orang profesional yang memiliki pengalaman dalam memelihara struktur terapung. Namun, masalah harga mungkin akan segera teratasi karena lebih banyak panel surya terapung yang dipasang.
2. Panel Surya Terpapar Air
Panel surya dibuat agar tahan air untuk menahan hujan, tetapi paparan air selama 24 jam sehari mungkin memiliki efek buruk pada panel. Setiap panel yang pecah akan terkena lebih banyak kerusakan dari air. Tetapi potensi kerugian ini bukanlah alasan untuk tidak memasang panel surya terapung.
3. Berpotensi Mengganggu Kehidupan Air
Ada potensi PLTS terapung dapat mengganggu kehidupan di dalam air karena menghalangi matahari mencapai seluruh permukaan air. Selain itu, panel dan peralatan untuk mengamankannya dapat menimbulkan risiko bagi hewan yang tidak mengetahuinya atau mengambil tempat dari habitatnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar