Inverter yang tepat untuk sistem PLTS tidak bisa dilihat dari jenisnya saja. Ada beberapa kriteria lain yang harus diperhatikan. Oleh karena itu, dalam artikel ini akan dijelaskan cara memilih inverter yang tepat untuk sistem PLTS.
1. Sertifikasi
Perhatikan sertifikasi pada inverter yang dapat dilihat di bagian kotak kardus atau stiker yang terpasang. Cara ini digunakan untuk memastikan bahwa inverter yang dibeli memang inverter yang khusus untuk tenaga surya, bukan inverter biasa.
2. Konsistensi kapasitas dengan beban
Perhatikan daya yang digunakan oleh perangkat pada saat perangkat dihidupkan dan berapa yang dihasilkan. Watt didefiniskan sebagai joule per hari. Jika perangkat menggunakan 20 amp pada 12 jam, maka hasilnya adalah perangkat 120 watt. Perhatikan juga ampere yang mengukur arus listrik pada saat itu. Sedangkan watt per jam merupakan hasil perkalan berapa watt dan berapa jam saat perangkat tersebut digunakan. Jika lampu 100 watt digunakan dalam 9 jam, maka pemakaiannya 900 watt per jam.
3. Amp per jam
Ukuran utama dari kapasitas suatu baterai adalah ampere per jam karena
kebanyakan inverter beroperasi menggunakan baterainya. Kapasitas amp/jam
menentukan kapasitas baterai dan memberikan gambaran tentang berapa lama
baterai tersebut akan bekerja. Inverter sebaiknya harus yang mengkonsumsi
listrik dalam jumlah rendah ketika terhubung dengan jaringan.
Inverter yang digunakan di rumah sebaiknya memiliki Total Harmonic Distortion (THD) kurang dari 6%. Pengaturan tegangan RMS harus kurang dari atau sama dengan plus atau minus 5. Pengaturan tegangan puncak harus kurang dari atau sama dengan 10%.
5. Efisiensi
Efisiensi yang dimaksud adalah rasio daya keluaran terhadap daya masukan. Sebenarnya sulit untuk mencapai efisiensi 100%, karena sebagian tenaga akan hilang dalam bentuk panas. Efisiensi inverter tenaga surya tergantung pada beban yang terhubung. Inverter yang baik akan mencantumkan grafik efisiensi disertai dengan beban yang digunakan.
6. Perlindungan internal
Komponen inverter tenaga surya harus memiliki pelindung dari kelebihan beban, lonjakan petir dan sebagainya. Komponen tersebut harus berisi sirkuit untuk mendeteksi masalah dan dapat mati secara otomatis. Jika tegangan suplai kurang, maka harus dimatikan. Jika tidak kurang, baterai akan mengalami pengosongan berlebih dan bisa berakibat kerusakan.
7. Frekuensi
Frekuensi jaringan listrik yang cocok untuk pemakaian di Indonesia adalah yang memiliki frekuensi 50 Hz. Hal ini dikarenakan terdapat inverter yang memiliki frekuensi 100 Hz, sehingga tidak dapat digunakan untuk peralatan listrik di Indonesia.
8. Garansi service
Setiap produk yang berkualitas pasti memiliki garansi setidaknya 1 tahun. Oleh karena itu, perhatikan apakah inverter yang Anda beli bergaransi atau tidak. Adanya garansi service membuktikan bahwa penjual bertanggungjawab atas produk yang dijual.
9. Komponen
Inverter yang menggunaan trafo + IC memiliki ketahanan panas yang lebih baik. Jadi tidak mudah rusak dan biasanya dapat bertahan hingga 10 tahun apabila dioperasikan dengan beban yang tepat.
10. Ada 3 gelombang sinus yang dihasilkan power inverter
• Gelombang square atau kotak
Gelombang ini dapat merusak peralatan listrik yang tidak tahan terhadap induksi balik dari inverter dan tidak cocok dipakai untuk peralatan elektronika karena menghasilkan cacat distrosi yang besar.
• Gelombang modified sine wave
Gelombang yang baik digunakan untuk peralatan elektronik dan banyak digunakan karena relatif lebih murah dari gelombang sinus murni (pure sine wave). Namun tidak cocok untuk komponen induksi seperti motor, dinamo atau transformer.
• Gelombang pure sine wave
Gelombang ini menghasilkan output terbaik setara jaringan listrik PLN, namun
memiliki harga yang relatif mahal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar